Samarinda,Lensaborneo.id–Pada masa pandemi covid-19 di kota Samarinda sejak bulan Februari 2020 yang lalu memang berdampak signifikan di berbagai bidang usaha, tak terkecuali industri makanan. Pada awalnya diyakini usaha makanan ini tidak terlalu banyak pengaruhnya karena merupakan kebutuhan primer apalagi bagi mereka yang sudah menerapkan strategi pemasaran online,
“Awalnya kami prediksi tidak terlalu signifikan penurunan yang terjadi di sektor makanan dan minuman, namun ternyata ada beberapa industi makanan yang terdampak luar biasa juga salah satunya adalah usaha Amplang.” Ungkap Kepala Dinas Perindustrian kota Samarinda.
Ini merupakan juga imbas dari terpuruknya sektor pariwisata terutama kegiatan MICE di kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur umumnya.
“Pastinya ini imbas dari menurunnya kunjungan ke kota Samarinda dan terpuruk sektor pariwisata disemua daerah sehingga kebutuhan akan oleh-oleh makanan berkurang signifikan” lanjutnya.
Hal ini terungkap gamblang dari hasil kunjungan pembinaan Dinas Perindustrian sebanyak lima tempat usaha dalam seminggu terakhir ini di usaha Amplang. Salah satunya adalah Amplang Panglima dengan tempat produksi di Perum Graha Indah yang sangat merasakan dampaknya dengan terhentinya pengiriman rutin setiap minggunya ke luar kota seperti di Jawa dan Bali.
“Saat pandemi covid ini kami tidak bisa lagi melakukan pengiriman rutin setiap minggunya keluar daerah, biasa rata-rata kami dapat melakukan pengiriman dengan total produksi sebanyak 1 ton lebih Amplang ke Jawa dan Bali bahkan ada juga ke Batam.” Ujar Maskien Kepala Produksi Amplang ini.
Lain lagi dengan amplang berlabel Kampung Amplang yang berproduksi di Jalan Rumbia, dimana menurut Kepala Produksi yang biasa di panggil bang Inong ini, mereka biasa dalam kondisi normal berproduksi rata-rata 15 kali dalam sebulan dengan rata-rata total sekali produksi sebanyak 300 kg Amplang untuk kebutuhan di 4 outlet mereka, dua di Samarinda dan dua di Balikpapan.
“Sekarang hanya bisa berproduksi 2 kali saja sebulan atau maksimal 3 kali saja, berat situasi ini karena stok masih menumpuk di outlet” lanjutnya tersenyum hambar dihadapan 7 karyawannya.
Walau hanya berproduksi untuk kebutuhan lokal saja sekarang tetapi semua sepakat bahwa ada peningkatan permintaan lokal sejak dua-tiga bulan terakhir ini akibat berlakunya masa relaksasi di kota Samarinda dan sekitarnya,
“Ada peningkatan sedikit untuk permintaan lokal dua bulan terakhir ini, namun untuk luar kota belum ada permintaan sama sekali menguntip dari keterangan para kepala produksi tadi” ujar Faisal mengakhiri pertemuan dengan awak media.( ony )
Sumber : Disperin Samarinda