Lensaborneo.com, Kutai Timur — Produk Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus berorientasi ekspor. Dengan begitu, pelaku UMKM terpacu untuk terus meningkatkan kualitas produksinya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman pada sebuah acara UMKM di Desa Bumi Jaya, Kecamatan Kaubun, belum lama ini.
Menurutnya hal itu menjadi tantangan dalam berbisnis saat ini yang semakin kompleks. UMKM adalah salah satu penyangga ekonomi nasional.
“Bahkan UMKM lah yang paling tangguh menghadapi pandemi Covid -19 kemarin, disaat banyak pengusaha besar bertumbangan dan gulung tikar, UMKM justru mampu bertahan,” ujarnya.
Ardiansyah Sulaiman menekankan pentingnya dalam menjaga kualitas produk dan perlunya langkah transformasi digital. Untuk bisa meningkatkan kinerja menuju peningkatan level UMKM. Terus melakukan ekspansi dan bersaing dalam pangsa pasar ekspor produk UMKM.
Ardiansyah juga menceritakan baru beberapa hari lalu mendapat informasi, salah satu koperasi di Desa Kadungan Jaya melakukan bisnis matching dengan pelaku usaha dari Tiongkok di Samarinda. Untuk permintaan kripik pisang sebanyak 2 ton per bulan.
“Ini sebuah peluang bisnis yang sangat menggembirakan,” katanya.
Selain itu, Ardiansyah juga meminta Dinas Koperasi dan UMKM berkoordinasi dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa (BPMPD) guna menindaklanjuti program Rp 50 juta per RT.
Menindaklanjuti pelatihan -pelatihan yang telah diberikan kepada warga dan UMKM di tingkat RT.
Sementara itu, Ketua UMKM Kecamatan Kaubun Fatimah Aina menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi sekarang ini adalah bagaimana mendapatkan sertifikat halal.
“Untuk kualitas, higienis, kemasan serta strategi pemasaran dan promosi kami sudah pernah mendapatkan pelatihan. Baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun dukungan swasta. Saat ini kami (UMKM Kaubun) baru memiliki izin Industri Rumah Tangga (IRT). Jika hanya IRT produk tidak bisa diekspor, hanya menjangkau pasar domestik,” paparnya.
Sebelumnya, Kadis Koperasi dan UKM Kutim Darsafani menjelaskan pihaknya sudah melakukan pembinaan serta pendampingan kepada UMKM. Berupa pelatihan, pemberian bantuan tunai inflasi dan juga pemberian mesin produksi.
Diakuinya memang diperlukan terobosan dan instrumen yang harus dipenuhi untuk menembus pasar ekspor. Terpenting adalah dokumen administrasi harus dilengkapi.
“Seperti sertifikat halal dan Standar Nasional indonesia (SNI). Kami siap memfasilitasi untuk proses mendapatkan sertifikat tersebut,” jelas Darsafani (Adv/Kominfo-Kutim)