Lensaborneo.com- Menanggapi kondisi kritis akibat banyaknya sampah di aliran Sungai Mahakam, Pemerintah Kecamatan Muara Wis usung program bertajuk Stop BUSU (Buang Sampah di Sungai).
Program ini bertujuan untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam hal pengelolaan sampah, terutama yang dibuang ke sungai, sembari menargetkan tujuh desa di wilayah Kecamatan Muara Wis, yaitu Muara Wis, Sebemban, Melintang, Muara Enggelam, Lebak Mantan, Enggelam, dan Lebak Cilong.
Ketiga desa di antaranya, yaitu Melintang, Muara Enggelam, dan Enggelam, memiliki masyarakat yang sebagian besar tinggal di sekitar sungai atau danau, sehingga masalah sampah menjadi sangat signifikan di daerah ini.
“Tujuan utama program ini adalah untuk menjaga kebersihan sungai serta melindungi ekosistem yang ada,” ujar Camat Muara Wis, Fadhli Annur.
Menurut Fadhli, dengan tidak membuang sampah ke sungai, kelestarian ekosistem sungai dapat dijuga, termasuk juga membantu melindungi populasi Pesut Mahakam yang semakin terancam.
“Menjaga kebersihan sungai adalah tanggung jawab bersama yang harus dimulai dari perubahan perilaku masyarakat,” bebernya.
Desa Melintang dipilih sebagai desa percontohan untuk implementasi awal program ini. Langkah-langkah yang dilakukan termasuk penyediaan tong sampah di setiap RT, pembentukan tim relawan untuk mendukung dan mensosialisasikan program ini, serta pembuatan rekomendasi untuk membangun sepuluh bak sampah di desa tersebut.
Selain itu, pemerintah desa juga memberikan insentif kepada warga yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dengan berpartisipasi aktif dalam program ini.
Diakuinya, tujuan jangka panjang program ini adalah membangun Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Melintang, yang nantinya juga bisa menampung sampah dari desa-desa terdekat seperti Muara Enggelam.
Ia berharap dengan adanya TPS atau TPA ini, pengelolaan sampah bisa lebih terorganisir dan efektif, sehingga lingkungan desa tetap bersih dan sehat.
Pemerintah Kecamatan Muara Wis telah menjalin komunikasi intens dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK).
“Dukungan dari DLHK sangat diharapkan untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan serta pendanaan yang memadai guna membangun infrastruktur pengelolaan sampah,” paparnya.
Tim kerja khusus telah dibentuk untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program Stop BUSU. Tim ini terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh masyarakat, perangkat desa, dan relawan yang berdedikasi. Mereka bertugas untuk mengawasi pelaksanaan program, memberikan edukasi kepada masyarakat, dan mengatasi kendala yang muncul di lapangan.
Selain itu, program Stop BUSU juga fokus pada aspek edukasi masyarakat. Pemerintah Kecamatan Muara Wis bekerja sama dengan sekolah-sekolah, kelompok pemuda, dan organisasi masyarakat untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif.
Kegiatan ini meliputi seminar, lokakarya, dan aksi bersih-bersih sungai yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Kami optimis program ini akan berhasil mengubah perilaku masyarakat dan menjaga kebersihan sungai kita. Lingkungan yang bersih akan membawa banyak manfaat,” tandasnya.(Liz/adv/kominfokukar)