Samarinda, lensaborneo.com – Pembangunan tahap kedua Pasar Pagi Samarinda di Jalan Jenderal Sudirman terus berlanjut setelah tahap pertama rampung sepenuhnya. Penyempurnaan seperti pemasangan eskalator, lift, serta pembagian area dagang menjadi fokus utama agar ribuan pedagang dapat segera kembali beraktivitas di lokasi tersebut.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni, menyampaikan bahwa secara fisik pembangunan sudah selesai, tetapi masih ada beberapa proses yang harus diselesaikan sebelum pasar benar-benar bisa beroperasi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah pendistribusian lapak bagi sekitar 2.800 pedagang yang sebelumnya berjualan di pasar tersebut.
“Pembagian tempat untuk pedagang masih menjadi tahap yang perlu diselesaikan. Kami belum bisa memastikan berapa lama proses ini akan berlangsung, tetapi kami harap bisa segera rampung agar pedagang dapat kembali berjualan,” ungkap Deni, Rabu (12/3/2025).
Dari segi pengelolaan, Dinas PUPR bertanggung jawab atas pembangunan fisik, sementara sistem operasional pasar nantinya akan ditangani oleh Dinas Perdagangan.
“Dinas Perdagangan yang akan menentukan mekanisme pembagian lapak, termasuk bagi pedagang lama dan mereka yang akan mendapatkan tempat baru sesuai aturan yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Deni juga menyoroti salah satu kendala utama dalam pembangunan pasar ini, yaitu perubahan desain. Awalnya, pasar dirancang untuk terhubung langsung dengan Masjid Raya di sekitarnya.
Namun, karena ada 38 ruko yang tidak bersedia menyerahkan lahannya, desain terpaksa mengalami penyesuaian.
“Perubahan desain ini cukup berdampak karena mempengaruhi tata letak pasar secara keseluruhan, baik di bagian depan maupun belakang,” kata Deni.
Selain itu, keberadaan aliran sungai kecil di bawah pasar juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses pengerjaan, yang menyebabkan pembangunan berjalan lebih lama dari yang direncanakan. Meskipun begitu, Deni menilai progres pembangunan cukup cepat.
“Kalau dilihat dari sisi konstruksi, pengerjaannya cukup cepat. Proyek ini dimulai pada November dan kini sudah memasuki tahap akhir. Tinggal menunggu proses pembagian lapak kepada pedagang,” tambahnya.
Dengan selesainya revitalisasi ini, diharapkan Pasar Pagi dapat menjadi ikon baru bagi Samarinda dan menghadirkan lingkungan yang lebih nyaman serta aman bagi masyarakat.
“Sebelumnya, Pasar Pagi dikenal sebagai tempat yang panas, kumuh, dan rawan copet. Mudah-mudahan, dengan kondisi yang lebih tertata, masyarakat lebih nyaman dan antusias untuk berbelanja,” pungkas Deni. (Liz/adv)