
Samarinda,Lensaborneo.id—Oktober 2021 Kalimantan Timur mengalami inflasi rendah dengan indeks harga konsumen ( IHK), tercatat mengalami inflasi sebesar 0.04%,(mtm), lebih rendah di bandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,15%(mtm). Secara tahunan,inflasi IHK pada bulan Oktober tercatat 1,91% ( yoy), atau inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 1,28% ( ytd).
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, lebih rendahnya inflasi pada bulan oktober 2021 utamanya bersumber dari deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok pakaian dan alas kaki setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi dan juga berlanjutnya deflasi pada kelompok trasportasi.
Kepala perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur Tutuk Cahyono, dalam keterangan siaran persnya kepada media mengatakan bahwa komoditas hortikultura menjadi penyumbang utama deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau seiring dengan pasokan yang kembali melimpah.
Dimana kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami deflasi sebesar 0,30%(mtm),setelah pada bulan sebelumnya mencatatkan inflasi yang cukup tinggi mencapai 0,50%(mtm).
“ Sala satu factor utama deflasi pada kelompok tersebut adalah deflasi komoditas hortikultura seperti,kangkung, bayam, tomat, cabe, rawit, dan sawi hijau,” Jelas Tutuk.
Di katakannya komoditas kangkung dan bayam menjadi dua komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok makanan, minuman, tembakau. Yang mengalami perubahan harga sebesar 15,65%(mtm), dan 17,43% ( mtm).
Kembali melimpah komoditas tersebut kata Tutuk, di karenakan membaiknya produksi yang ada di daerah – daerah sentra menjadi penyebab utama deflasi pada kelompok hortikultura tersebut setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi yang tinggi akibat keterbatasan produksi
Selain kelomopk makanan, trasportasi juga menunjukan tren deflasi di bulan November, terang Tutuk
Kelompok trasportasi tercatat mengalami deflasi sebesar0,12%(mtm), walau tidak sedalam deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,32%(mtm).
Tutuk juga mengungkapkan bahwa deflasi utamanya bersumber dari tarif angkutan udara yang ada di Balikpapan, yang tercatat mengalami deflasi sebesar 5,78%(mtm), dan memberikan andil-0,07%(mtm). Dalamnya deflasi tersebut tertahan oleh inflasi tariff angkutan udara di Samarinda yang tercatat sebesar 2,18%(mtm), serta tercatat memberikan andil sebesar 0,03%(mtm).
Koordinasi dalam rangka tim pengendalian Inflasi daerah (TPID), di wilayah Kaltim terus di lakukan guna menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga. Dimana pada bulan oktober 2021,TPID di wilayah Kaltim telah melakukan rapat koordinasi teknis pembentukan Kios Inflasi Digital atau di singkat (KID) Kota Samarinda sebagai bentuk tindak lanjut dari audensi KPWBI Kaltim bersama Walikota Samarinda sebelum terkait rencana pembentukan KID Kota Samarinda.
Sumber : Siaran Pers Bank Indonesia Kaltim
Editor : Ony