Lensaborneo.com, Samarinda — Kepala Badan Statistik Pusat (BPS) Provinsi Kaltim Dr. Yusniar Juliana mengungkapkan prediksi adanya penurunan luas panen dan produksi padi Kaltim tahun 2023.
Rilis bulanan inflasi dilaksanakan di Ruang Vicon, Kantor BPS Provinsi Kaltim Jalan Kemakmuran, Kecamatan Sungai Pinang Dalam, Samarinda pada Rabu (1/3/23).
Dr. Yusniar Juliana memaparkan data rata-rata produktivitas subround I (Januari-April) dengan total luas panen padi pada subround Januari-April 2023 diperkirakan mencapai 29,73 ribu hektar, atau mengalami penurunan sekitar 2,27 ribu hektar.
“Penurunan ini jika dibandingkan luas panen padi subround Januari-April 2022 yang sebesar 32 ribu hektar,” ungkapnya.
Yusniar Juliana mengatakan produksi padi diperkirakan menurun hingga 3,24 persen dibandingkan dengan subround tahun lalu serta potensi penurunan produksi padi terjadi paling besar pada daerah Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Timur.
“Total potensi produksi padi pada subround Januari-April 2023 diperkirakan mencapai 114,15 ribu ton GKG atau mengalami penurunan sekitar 3,83 ribu ton GKG atau sebesar 3,24 persen dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 117,98 ton GKG serta daerah dengan potensi penurunan produksi padi yang cukup besar terjadi di Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Timur,” ungkapnya.
Lanjutnya ada tiga daerah yang menjadi potensi kenaikan produksi padi dari tahun ke tahun, yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Berau.
Sementara itu Kepala BPS Kaltim ini menjelaskan jika Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Februari dibandingkan bulan Januari tahun ini mengalami kenaikan pada tiga subsektor.
“Pada NTP bulan Februari tahun ini yang mengalami kenaikan ada tiga subsektor diantaranya subsektor tanaman pangan sebesar 1,27 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,69 persen dan juga subsektor perikanan sebesar 0,54 persen,” ungkapnya.
Lanjutnya, ada dua subsektor yang mengalami penurunan yaitu pada subsektor hortikultura dan peternakan yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satu yang mempengaruhi adalah cuaca yang tidak menentu.
“Ada dua subsektor yang mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satu yang mempengaruhi adalah cuaca yang tidak menentu. Ini menyebabkan subsektor hortikultura alami penurunan sebesar 0,69 persen dan subsektor peternakan turun sebesar 0,04 persen,” jelasnya.
(Jeng/adv/kominfokaltim )