Lensaborneo.com- Dinas Pendidikan Kota Samarinda mendapat sorotan tajam dari Ketua DPRD Samarinda sementara, Helmi, terkait masalah buku paket yang dinilai memberatkan orang tua murid.
Helmi mengungkapkan bahwa banyak orang tua yang kesulitan memenuhi permintaan pembelian buku paket karena harganya yang cukup tinggi, sehingga menimbulkan persoalan sosial di kalangan siswa.
“Beberapa orang tua tidak sanggup membelinya. Ini bukan hanya masalah kemampuan finansial, tetapi juga berimbas pada psikologis siswa yang tidak mampu,” ungkap Helmi.
Ia menambahkan bahwa ada laporan tentang anak-anak yang mengalami perundungan di sekolah karena tidak memiliki buku yang diwajibkan, sebuah indikasi bahwa kebijakan ini perlu dievaluasi lebih lanjut.
Menyikapi hal tersebut, Helmi meminta Dinas Pendidikan Kota Samarinda segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi persoalan yang terjadi di lapangan.
Sebagai bentuk tindak lanjut, Helmi mengusulkan agar DPRD membentuk tim investigasi guna menyelidiki lebih dalam mengenai kebijakan buku paket di sekolah-sekolah.
“DPRD akan turun langsung melihat situasi di lapangan dan mencari tahu bagaimana kebijakan ini bisa menyusahkan siswa dan orang tua. Jika terbukti ada pelanggaran atau pungutan liar, kami akan bawa persoalan ini ke jalur hukum,” tegas Helmi.
Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah daerah sebenarnya sudah memiliki rencana untuk mencegah terjadinya praktik pungutan liar terkait buku paket.
Solusi yang ditawarkan adalah mencetak buku-buku paket secara massal menggunakan dana APBD, yang diharapkan selesai pada Januari 2025.
Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan buku paket di sekolah-sekolah tanpa harus membebani orang tua murid.
Sebagai upaya sementara, Helmi menyebutkan bahwa Dinas Pendidikan akan menggunakan dana BOSDA untuk membeli buku paket yang ada saat ini, sehingga siswa bisa segera mendapatkan buku tersebut tanpa harus menunggu proses pencetakan selesai.
“Ini langkah darurat yang perlu diambil agar siswa tidak tertinggal pelajaran hanya karena masalah buku,” tutup Helmi. (Liz/adv)