Lensaborneo.com- Wakil Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Samri Shaputra telah mendapatkan data resmi mengenai stunting dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalimantan Timur, yang berbeda dengan data yang diterima dari Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Menurut data dari Bappeda Kaltim, pada tahun 2021 jumlah penderita stunting sebesar 10,74 persen, turun menjadi 9,8 persen pada tahun 2022, namun naik lagi menjadi 12,7 persen pada Februari 2023.
Dalam hal ini, ia mengungkapkan bahwa Wali Kota Samarinda menggunakan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, berbeda dengan data dari Bappeda Kaltim.
“Yang saya lihat mereka menggunakan data dari Kementerian Kesehatan,” ungkap Samri.
Lebih lanjut, Samri mengakui bahwa dirinya lebih memilih data dari Bappeda Kaltim karena data tersebut lebih akurat dan representatif untuk situasi lokal dibandingkan dengan data dari Kemenkes yang bersifat lebih global.
“Saya lebih memilih data dari daerah yang lebih akurat karena menurutnya data dari pusat secara global. Apalagi sampel yang diambil lebih kecil,” jelas Samri.
Ia menegaskan pentingnya meluruskan data yang digunakan dalam pengambilan keputusan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Semua pihak juga dipandangnya, perlu memiliki pemahaman yang sama mengenai situasi stunting di Samarinda.
“Perlu diluruskan terkait dengan data ini,” tegas Samri.
Samri menegaskan, penggunaan data yang akurat dan representatif sangat penting untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menangani masalah stunting. Data yang akurat memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi nyata di lapangan, memungkinkan perencanaan intervensi yang lebih efektif.
Data dari daerah, dengan sampel yang lebih besar dan spesifik, dianggap lebih mencerminkan kondisi lokal dibandingkan data dari pusat yang mungkin menggunakan metode sampling yang lebih luas.
Samri juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai lembaga pemerintah untuk memastikan penggunaan data yang akurat dan terbaru dalam pengambilan keputusan.
“Kita perlu memastikan bahwa semua pihak menggunakan data yang sama dan akurat untuk mengatasi masalah stunting secara efektif,” tandasnya.
Samri berharap agar ke depan, semua pihak dapat bekerja sama untuk menggunakan data yang tepat sehingga kebijakan yang diambil benar-benar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. (Liz/adv)