Samarinda, lensaborneo.com – Anggota Komisi 3 DPRD Kota Samarinda, Elnatan Pasambe, menyoroti berbagai persoalan yang masih menjadi keluhan utama masyarakat di daerah pemilihannya, khususnya Palaran dan Loa Janan Ilir.
Saat melaksanakan reses, ia menemukan bahwa kebutuhan infrastruktur, terutama semenisasi jalan dan pembangunan drainase, masih menjadi masalah utama yang dihadapi warga.
“Yang paling banyak itu semenisasi, terutama di Palaran dan Loa Janan Ilir. Kemudian juga soal pembuatan drainase,” ungkapnya.
Menurut Elnatan, kondisi infrastruktur di dua wilayah tersebut masih jauh dari ideal. Banyak jalan yang rusak atau belum tersentuh pembangunan, sehingga menghambat mobilitas warga.
Begitu pula dengan sistem drainase yang belum memadai, menyebabkan genangan air dan memperburuk kondisi lingkungan, terutama saat musim hujan.
Meski program Pro Bebaya, program pembangunan berbasis kelurahan yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Samarinda telah berjalan dengan baik, Elnatan menilai bahwa cakupan program ini masih terbatas pada skala kecil.
Ia mencontohkan, banyak gang atau jalan yang panjangnya lebih dari 100 meter, yang tidak dapat sepenuhnya dibiayai oleh Pro Bebaya.
“Kalau untuk skala kecil, Pro Bebaya sudah berjalan dengan baik. Tapi kalau ada gang yang panjangnya 100 meter atau lebih, itu tidak bisa hanya mengandalkan Pro Bebaya. Perlu ada perhatian lebih dari pemerintah untuk menanganinya,” jelasnya.
Elnatan berharap agar Pemerintah Kota Samarinda dapat mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang masih tertinggal, khususnya Palaran dan Loa Janan Ilir.
Ia juga meminta agar usulan pembangunan dari hasil reses benar-benar diakomodasi dalam program kerja pemerintah.
Selain infrastruktur, Elnatan juga menyoroti minimnya perhatian terhadap sektor pertanian di Palaran. Padahal, kawasan tersebut memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan perkebunan yang dapat mendukung perekonomian masyarakat.
Namun, dari hasil reses yang ia lakukan, program pemerintah di sektor ini masih sangat terbatas.
“Di Palaran memang banyak sektor pertanian, tapi saya lihat tadi agak kurang perhatian dari pemerintah. Hanya ada pengadaan traktor saja. Padahal, petani butuh lebih dari itu, seperti akses irigasi yang lebih baik dan bantuan alat pertanian yang lebih lengkap,” katanya.
Menurutnya, pemerintah perlu memperhatikan kesejahteraan petani dengan memberikan dukungan yang lebih konkret, baik dalam bentuk infrastruktur pertanian maupun program pemberdayaan ekonomi bagi para petani di Palaran.
Elnatan menegaskan bahwa semua aspirasi masyarakat yang telah ia himpun selama reses akan terus diperjuangkan agar bisa terealisasi dalam kebijakan pembangunan ke depan.
Ia berharap agar Pemerintah Kota Samarinda tidak hanya fokus pada pembangunan di pusat kota, tetapi juga lebih serius memperhatikan wilayah-wilayah yang masih tertinggal.
“Ini penting agar tidak terjadi kesenjangan pembangunan,” tutupnya. (Liz/adv)