Lensaborneo.com- Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, mengkritik penanganan banjir oleh pemerintah kota dan perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di wilayah Samarinda.
Ia menyatakan, meski ada beberapa upaya yang telah dilakukan, banjir masih menjadi masalah serius yang kerap terjadi di musim hujan.
Novan menyoroti pentingnya reklamasi tambang yang seringkali tidak dilaksanakan dengan baik. Ia menekankan bahwa banyak lubang bekas tambang yang tetap terbuka selama bertahun-tahun, menciptakan void-void yang berpotensi memperburuk situasi banjir.
“Kenyataannya masih banyak lubang tambang yang belum ditutup kembali setelah digali. Ini masalah besar yang harus segera ditangani,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Novan mengkritik pemerintah kota yang menurutnya belum cukup tegas dalam mengawasi dan menegakkan peraturan terkait reklamasi tambang.
Ia mendesak agar ada tindakan lebih konkret dan sistematis untuk memastikan bahwa perusahaan tambang tidak hanya mengejar keuntungan tanpa mempedulikan dampak lingkungannya.
Selain itu, Novan menekankan bahwa perusahaan tambang harus lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya. Ia mengusulkan agar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI melakukan penilaian lebih kritis terhadap keseimbangan antara keuntungan investasi dan dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan.
“Keuntungan investasi tidak boleh mengorbankan lingkungan dan keselamatan warga. Harus ada keseimbangan yang adil,” tegasnya.
Novan berharap pemerintah kota dapat bekerja sama dengan perusahaan tambang untuk mengimplementasikan solusi jangka panjang yang efektif dalam penanganan banjir dan reklamasi tambang. (Liz/adv)