Samarinda.Lensaborneo.com– Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi, menekankan bahwa keberhasilan sistem pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga oleh dua faktor penting lainnya, kualitas kompetensi guru dan ketersediaan fasilitas pendukung di sekolah.
Menurutnya, kedua aspek ini memiliki peran yang sangat vital dalam mendukung proses pembelajaran yang efektif, kebijakan dari Kementerian Pendidikan harus memprioritaskan peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh, yang tidak hanya melibatkan peningkatan keterampilan guru, tetapi juga memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai.
“Yang harus jadi fokus utama adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, termasuk pengembangan kemampuan guru dan penyediaan fasilitas yang cukup untuk mendukung kegiatan belajar mengajar,” ujarnya, Jumat (25/4/25).
Namun, Latisi juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap tantangan besar yang dihadapi oleh sektor pendidikan, yaitu terkait dengan kesejahteraan guru. Dimana gaji guru yang belum memadai menjadi masalah serius yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah.
“Gaji guru yang rendah adalah persoalan yang tidak bisa diabaikan. Jika kesejahteraan mereka tidak diperbaiki, dampaknya tentu akan mempengaruhi kualitas pembelajaran,” tegasnya.
Sebagai contoh, Latisi menyebutkan banyak guru yang terpaksa mengajar di lebih dari satu sekolah demi mencukupi kebutuhan hidup. Meskipun banyak yang tetap mengajar dengan penuh dedikasi, ia menekankan bahwa masalah kesejahteraan ini tetap mempengaruhi motivasi dan kualitas pengajaran mereka.
Selain itu, Latisi juga menyoroti kebijakan insentif dan Tunjangan Profesi Guru (TPG) yang diberikan oleh Pemerintah Kota Samarinda.
Ia berharap pemerintah kota bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan insentif bagi guru non-ASN dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Peningkatan kesejahteraan guru, terutama bagi yang non-ASN dan PPPK, akan sangat berpengaruh pada semangat mereka dalam mengajar. Dengan insentif yang lebih baik, mereka akan datang ke sekolah dengan motivasi yang lebih tinggi dan dapat memberikan pengajaran yang lebih maksimal,” harapnya.
Ismail Latisi menegaskan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan guru sangat berhubungan langsung dengan kualitas pembelajaran yang diterima oleh siswa.
“Guru yang merasa dihargai dan sejahtera akan lebih fokus dan termotivasi dalam tugasnya, yang pada akhirnya berdampak positif pada kualitas pendidikan secara keseluruhan,” tutupnya.(adv)