Kamis, Juli 10, 2025
  • Home
  • Blog
  • Nasional
  • Berita Daerah
    • DPMPD Kaltim
    • Dispora Kaltim
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Kutim
    • DPRD Samarinda
    • DPRD Kota Balikpapan
    • Kabupaten Berau
    • Kabupaten Kutai Barat
    • Kabupaten Mahakam Ulu
    • Kominfo Kutai Timur
    • KPID Kaltim
    • Kominfo Kaltim
    • Kominfo Samarinda
    • Kota Balikpapan
    • Kota Bontang
    • Kota Samarinda
    • Kominfo Kutai Kertanegara
  • Opini & Publik
  • Redaksi
  • Legalitas
  • INFO PRODUK
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
LensaBorneo.com
Advertisement
  • Home
  • Blog
  • Nasional
  • Berita Daerah
    • DPMPD Kaltim
    • Dispora Kaltim
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Kutim
    • DPRD Samarinda
    • DPRD Kota Balikpapan
    • Kabupaten Berau
    • Kabupaten Kutai Barat
    • Kabupaten Mahakam Ulu
    • Kominfo Kutai Timur
    • KPID Kaltim
    • Kominfo Kaltim
    • Kominfo Samarinda
    • Kota Balikpapan
    • Kota Bontang
    • Kota Samarinda
    • Kominfo Kutai Kertanegara
  • Opini & Publik
No Result
View All Result
Lensaborneo.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Blog
  • Nasional
  • Berita Daerah
  • Opini & Publik

Kaltim Kehilangan Sastrawan Muda

12/05/2022
in Opini & Publik
Kaltim Kehilangan Sastrawan Muda

Foto kenangan penulis dengan almarhum Muhammad Panji Aswan (paling kiri). Foto: ist


Oleh : Sunarto Sastrowardojo, Ketua Satupena Kalimantan Timur

Menjelang Dzuhur, Rabu 11 Mei 2022 saya benar-benar terkejut dengan berita duka di WA Grup Satupena Kalimantan Timur. Muhammad Panji Aswan, anak muda alumni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman itu wafat pada Rabu pagi akibat gagal ginjal.

Tiga hari sebelumnya grup Satupena Kalimantan Timur riuh membicarakan anak muda ini. Sriningsih, Sekretaris Satupena memulai menanyakan pengiriman puisi yang dirancang untuk memperingati Chairil Anwar, Penyair Kerawang Bekasi itu.

”Maaf, mbak Ning saya sedang sakit,” di tulisnya singkat WAG. Saya lalu menimpali, sakit apa, sejak kapan, apakah sudah kedokter dan bagaimana keadaannya. Panji pun merinci penjelasannya. “Ada batu ginjal, pak, tapi besok ditembak,” katanya. Besok itu maksudnya adalah hari Selasa, 10 Mei 2022 dan dia mengistilahkan terapi ginjalnya yang bermasalah itu dengan ‘ditembak ‘.

Dia lahir, 16 Juli 1994 dan mulai menulis sejak menjadi mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman. Karyanya yang jadi perbincangan public sastrawi Kalimantan Timur adalah ‘Curahan Hati Pelacur’ pada 2016.

Sejumlah karya-karya Panji diantaranya “Tentang Rasa ini”, “Aku masih menunggumu”, 2018 lalu ‘Di Perahu, Aku Mabuk Rindu”, ‘Sabda Lelaki”, “Anak Anak Gendut”,” Anjing ; Antologi Cerpen”, “Dua Anak Kecil Bermain di Hari Kamis”.

Panji juga aktif di berbagai komunitas sastrawi: Dia anggota Jaring Penulis Kalimantan Timur, Ketua Komunitas Buku Etam, Anggota Sindikat Lebah Berfikir yang digagas oleh para Dosen FIB Unmul. Bahkan, dia juga aktif di Lingkar Pena Samarinda dan Editor di Satupena Kalimantan Timur.

Dalam setiap karyanya, Panji Aswan mencoba menggarap peristiwa aktual yang tentu saja menarik perhatian semua orang yang berhati dan berakal. Ia belum cukup sabar untuk bisa mengambil jarak yang cukup dengan peristiwa itu. Ini standar ketimpangan sosial yang dipotret Panji. Walau nampak setiap sudut ketidak sabarannya dalam menulis puisi, tetap saja puisinya nyaman dikunyah.

Sebagai salah satu pembaca karya Panji, saya ingin ‘diberi lebih’ dari peristiwa yang saya sudah tahu itu. Puisi adalah derma penyair, member makna yang bisa membuat pembacanya lebih bijak menghadapi hidup lewat peristiwa yang dipuisikan.

Panji lahir di Samarinda tepat 25 tahun yang lalu. Aktif berkeliaran dan berkegiatan di beberapa komunitas seperti komunitas Jaring Penulis Kaltim, komunitas Buku Enam, Forum Diskusi Sastra dan Budaya Sindikat Lebah Berfikir, Forum Lingkar Pena, dan relawan Aksi Kamisan Kaltim, bahkan dia ditunjuk rekan-rekannya di Satupena Kalimantan Timur sebagai editor karya komunitasnya.

Tentang Puisi Mas Panji
(Mengenangmu )

Sang penulis puisi
Yang pernah sangsi
Apakah ia penyair kini?
Sebab teringat pesan membumi
Bahwa semua bisa menulis puisi
Tetapi penyair belumlah pasti

Kau mencintai puisi
Berawal dari benci
Kata-kata sulit tak dimengerti
Hanya membuat ilusi
Kata tak berarti

Tetapi kau justru berbalik hati
Menjadikan puisi sebagai jati diri
Karya penamu terukir abadi
Bagai puisi-puisimu yang berisi

Selamat jalan sahabat puisi
Semoga Allah mengampuni
Kekal bersama Sang Maha Tinggi
Pemilik pena semesta ini

Karyamu abadi di hati kami
Puisi-puisimu terhampar di bumi
Kan kami kenang sebagai prasasti
Kibarkan karya Mas Panji
(Retno Utami. Bontang, 11 Mei 2022)


Berita Terkait

Dua Kandidat Ketua PWI Kaltim Bakal Bertarung di Konferensi Provinsi

Pemilihan RT 52 Jalan Proklamasi Diikuti Antusias Warga

Share230Tweet144
Previous Post

UINSI Gelar Kuliah Umum dengan Narasumber Wali Kota Samarinda

Next Post

Upaya Penertiban Pom Mini di Kota Samarinda

Next Post
Upaya Penertiban Pom Mini di Kota Samarinda

Upaya Penertiban Pom Mini di Kota Samarinda

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

843006
Users Today : 335
Users Yesterday : 721
Total Users : 843006
Total views : 4687870
Who's Online : 11

© 2019-2024 Lensaborneo,com All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Blog
  • Redaksi
  • INFO PRODUK
  • Pedoman Media
  • Legalitas
  • Berita Daerah
  • Nasional
  • Popular

© 2019-2024 Lensaborneo,com All Rights Reserved