Tenggarong, Lensaborneo.com – Desa Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, dikenal sebagai ladang subur bagi buah duriannya sejak tahun 2003.
Jenis durian yang berkembang di sana, seperti durian montong dan sitokong, menjadi daya tarik ekonomis yang tak terbantahkan.
Kepala Desa Rapak Lambur, Muhammad Yusuf, membagikan pengalamannya sebagai penjual durian sebelum menjabat sebagai kepala desa, menekankan nilai ekonomis dan keberhargaan buah berduri tersebut.
“Sebelum menjadi kepala desa, saya adalah penjual durian. Saya tahu betul nilai ekonomisnya. Saya ingin menjaga durian ini agar tidak punah, karena ini adalah aset yang berharga,” tegas Yusuf, sabaap akrabnya.
Pemerintah Desa Rapak Lambur berambisi mengembangkan sektor perkebunan durian sebagai produk unggulan lokal. Yusuf, dengan latar belakang pengalaman sebagai penjual durian, memahami potensi luar biasa yang dimiliki oleh buah berduri ini.
Desa ini berencana meluncurkan program pemupukan, pembuahan, dan aspek lainnya untuk meningkatkan kualitas produksi durian, dengan kolaborasi bersama Dinas Pertanian Kutai Kartanegara.
Mengambil inspirasi dari kesuksesan Desa Batuah, Pemerintah Desa Rapak Lambur berharap durian dari wilayahnya dapat menjadi produk unggulan yang membanggakan Kutai Kartanegara. Dengan melibatkan teknik pertanian terbaik dan kerjasama aktif dengan instansi terkait, pihaknya berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kualitas durian.
Seiring panen durian dua kali pada tahun 2023, Desa Rapak Lambur optimis bahwa dengan fokus pada peningkatan produksi, mereka dapat menghasilkan durian berkualitas tinggi yang akan memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi desa dan mendapatkan tempat istimewa di pasaran lokal.
“Durian di desa kami juga dapat tumbuh menjadi produk unggulan yang dapat membanggakan Kutai Kartanegara, kami ingin sekali akan itu,” tandasnya.(Liz/Adv/Diskominfo)