Lensaborneo.com– Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik telah mengambil langkah proaktif dalam mendorong upaya untuk meningkatkan popularitas green house melalui modernisasi sektor pertanian.
Dalam konteksnya, ia dengan jelas mengidentifikasi bahwa budaya bertani tradisional tidak lagi menarik bagi generasi muda, yang lebih cenderung menjelajahi peluang usaha di sektor lain daripada mengikuti jejak leluhur mereka dalam bertani secara konvensional.
Untuk itu dengan kesadaran akan pergeseran preferensi ini, Akmal secara tegas menyatakan perlunya pemerintah menawarkan alternatif pertanian yang lebih modern dan menarik bagi generasi muda.
Ia merujuk pada negara-negara maju seperti China yang telah berhasil menerapkan model pertanian yang modern dan inovatif.
“Bahkan negara china mampu memproduksi komoditas yang sebelumnya tidak dimiliki,” bebernya.
Sementara itu, Akmal juga menyoroti kondisi fiskal yang baik di Kalimantan Timur (Kaltim), menegaskan bahwa provinsi tersebut memiliki potensi yang cukup untuk menerapkan transformasi ini.
Namun, pertanyaan yang diajukan adalah mengapa Kaltim belum mengambil langkah serupa untuk mengadopsi model pertanian yang lebih modern.
Meskipun menyadari bahwa keberhasilan implementasi inovasi tersebut akan sangat tergantung pada ketersediaan sumber daya manusia yang memadai.
“Lalu yang jadi pertanyaan apakah Kaltim memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk mewujudkan visi transformasi ini? itu yang jadi persolan kita lagi,” tandasnya. (Liz.Adv.kominfokaltim)