Penulis : Handoko
Lensaborneo.id, Samarinda – Di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda, perekonomian Kaltim justru menunjukkan perbaikan, baik secara triwulan (qtq) maupun tahunan (yoy). Trend ini diperkirakan akan terus membaik pada triwulan I tahun 2021.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim Tutuk S.H. Cahyono melalui siaran persnya.
“Perekonomian triwulan I tahun 2021 ini diperkirakan akan kembali membaik, dengan catatan pandemi COVID-19 dapat dimitigasi resikonya dengan baik, sehingga membuka peluang peningkatan mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi daerah seiring dimulainya distribusi vaksin,” ucapnya Jumat (5/2/2021).
Ia menyebut, perbaikan itu diperkirakan bersumber dari semakin membaiknya kinerja lapangan usaha utama, yang diiringi oleh peningkatan konsumsi pemerintah yang akan melanjutkan realisasi anggaran bantuan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Selain itu, kata Tutuk S. H Cahyono, konsumsi RT diperkirakan juga tumbuh positif, seiring dengan dimulainya distribusi vaksin COVID-19 kepada masyarakat umum.
Secara umum, lanjut Tutuk S. H Cahyono, dua indikator peningkatan perekonomian Kaltim menjadi acuan, yaitu qtq dan yoy. Dimana, kata dia, secara qtq terlihat, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan IV 2020 menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,06 persen. Sedangkan secara yoy, perbaikan ekonomi Kaltim juga membaik, terlihat dari berkurangnya kontraksi pertumbuhan menjadi 2,83 persen.
” Kita pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 2,36 persen. Sedangkan yoy, kontraksi pada triwulan III 2020 sebesar 4,61 persen. Ke depan, BI akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Daerah dan otoritas terkait lainnya, agar lebih efektif dalam mendorong pemulihan ekonomi di Kaltim,” terang Tutuk S.H Cahyono.
Berdasarkan lapangan usaha (LU), perbaikan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan IV 2020 ada pada pertambangan dan industri pengolahan. Yang mana, perbaikan pada LU pertambangan didorong oleh realisasi produksi batu bara Kaltim, yang mengalami perbaikan pada triwulan IV 2020. Sementara LU pada industri pengolahan ikut menunjukkan perbaikan, meskipun masih mengalami kontraksi.
“Pada LU pertambangan ini masih terkontraksi sebesar 1,28 persen (yoy) di triwulan IV 2020. Yang mana pada triwulan sebelumnya terkontraksi cukup dalam sebesar 22,67 persen (yoy). Kalau LU pada industri pengolahan, adanya peningkatan volume ekspor CPO yang mengalami peningkatan 32,26 persen (yoy), setelah sebelumnya tumbuh sebesar 25,07 (yoy), yang didukung oleh harga CPO yang berada pada tren peningkatan,” benernya.
Dari sisi pengeluaran, membaiknya perekonomian ditunjukkan dengan adanya perbaikan konsumsi rumah tangga (RT) dan ekspor, meskipun masih terkontraksi. Tutuk S. H Cahyono mengatakan, perbaikan kinerja konsumsi RT ini utamanya disebabkan oleh relaksasi berbagai pembatasan yang dilakukan pada triwulan IV 2020. Selain itu, kata dia, beroperasinya kembali pusat perbelanjaan secara penuh dan adanya kemudahan akses transportasi yang mendorong kegiatan mobilitas dan perekonomian masyarakat.
“Peningkatan mobilitas masyarakat tercermin dari Google mobility Index yang menunjukkan perbaikan di triwulan IV 2020 sebesar -9, 99 persen, setelah triwulan sebelumnya tercatat -11, 45 persen. Juga, membaiknya volume ekspor bersumber dari ekspor batu bara sebesar 2,61 persen (yoy), dimana pada triwulan sebelumnya terkontraksi 16,38 perse (yoy). Kemudian tingginya volume ekspor CPO mendorong kinerja ekspor yang utamanya bersumber dari pengiriman ke Tiongkok, yang mengalami pertumbuhan dari 28,27 persen (yoy), dimana di triwulan sebelumnya menjadi 68,65 persen (yoy). Tingginya ekspor CPO ke Tiongkok berkontribusi sebesar 61 persen pada totalnya ekspor CPO Kaltim,” pungkasnya.
Sumber : Rilis HUmas Bank Indonesia