Lensaborneo.com- Warna air Sungai Karang Mumus (SKM) di Samarinda, beberapa waktu lalu dari kecokelatan menjadi kehijauan. Perubahan warna tersebut menarik perhatian masyarakat, dimana sebagian masyarakat khawatir, terutama karena banyak ikan yang muncul ke permukaan.
Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani, menekankan bahwa perubahan warna air ini tidak harus langsung diartikan sebagai tanda pencemaran.
“Baik warna kecokelatan maupun kehijauan dapat disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan, dan tidak selalu berarti ada limbah,” ujarnya, baru-baru ini.
Menurutnya, warna cokelat mungkin berasal dari limbah, tetapi warna hijau belum tentu demikian. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak segera menyimpulkan bahwa perubahan ini disebabkan oleh pencemaran tanpa bukti yang jelas.
Angkasa juga memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan air sungai secara langsung, termasuk mengonsumsi ikan dan biota lainnya dari sungai, tanpa mengetahui kandungannya.
“Kita perlu analisis mendalam untuk mengetahui asal muasal perubahan warna tersebut, dan meminta agar tidak ada kesimpulan yang diambil tanpa adanya penelitian akademis yang komprehensif,” tutupnya.
Kekhawatiran ini disampaikan Angkasa setelah mengetahui bahwa banyak warga masih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih dan menggunakan air sungai sebagai satu-satunya sumber air untuk kebutuhan sehari-hari. (Liz/adv)