Lensaborneo.com- Kompleksitas perekonomian desa dipaparkan Kepala Desa Muara Enggelam, Madi, dimana keberlangsungan ekonomi mereka saat ini sangat terkait dengan dua faktor utama, yakni pengelolaan sumber daya air dan praktik pembudidayaan walet.
Lebih lanjut Madi menjelaskan bahwa dalam keseharian, desa mereka mengalirkan pendapatan melalui dua faktor utama yang dimaksud adalah, penjualan hasil tangkapan ikan dari nelayan setempat dan industri pembudidayaan walet yang semakin berkembang pesat.
Disinggung terkait penghasilan dari sumber daya air, Madi menyoroti aktivitas nelayan di Muara Enggelam yang merupakan tulang punggung ekonomi desa.
“Setiap harinya, sejumlah pengepul turun ke desa untuk mengambil hasil tangkapan nelayan, yang kemudian didistribusikan ke berbagai pasar di luar daerah, termasuk ke Banjar Masin dan bahkan Jakarta,” jelasnya.
Hasil tangkapan tersebut, lanjutnya, melalui proses pengolahan, dimana banyak yang diubah menjadi produk ikan asin yang diminati oleh pasar lokal maupun nasional.
Madi mencatat bahwa ada sekitar lima pengepul yang secara rutin beroperasi di desa, menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan dari sektor perikanan di Muara Enggelam.
Selain itu, Madi juga menyoroti praktik pembudidayaan walet yang telah menjadi industri penting bagi desa mereka.
“Di Muara Enggelam, sudah ada sekitar ratusan rumah walet yang telah didirikan oleh penduduk setempat,” bebernya.
Industri walet ini menurut Madi memberikan kontribusi yang tak terhingga terhadap pendapatan ekonomi masyarakat desa, mengingat sarang burung walet merupakan bahan baku utama untuk berbagai produk, terutama dalam industri kosmetik dan makanan.
Aktivitas pembudidayaan walet ini mencerminkan diversifikasi mata pencaharian yang terjadi di tengah masyarakat desa, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya bergantung pada satu sumber penghasilan saja.
Namun, di balik peluang ekonomi yang terbuka lebar, Madi juga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Ia menyoroti peran Pemerintah Desa (Pemdes) dan berbagai pihak terkait dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memastikan bahwa aktivitas ekonomi tidak merusak ekosistem alam yang menjadi basis mata pencaharian masyarakat.
Madi berpendapat bahwa upaya perlindungan lingkungan adalah prasyarat bagi keberlangsungan hidup yang berkelanjutan, karena kerusakan alam dapat berdampak luas pada kehidupan manusia dan ekonomi lokal secara keseluruhan.
“Mari berkolaborasi menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan, demi keberlanjutan dan kesejahteraan bersama bagi masyarakat desa Muara Enggelam,” pungkasnya. (Liz/adv/kominfokukar )