Lensaborneo.com- Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengumumkan langkah besar dalam upaya meningkatkan pengelolaan air di Kota Tepian.
Salah satu strategi yang akan dikedepankan adalah adopsi dan peningkatan penerapan konsep Panen Air Hujan. Dimana hal ini dianggap sebagai langkah esensial dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam secara lebih efisien dan berkelanjutan.
AH menyoroti keberhasilan konsep Panen Air Hujan yang telah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia, dengan Kantor Balai Sarana Dan Prasarana Pembagian Wilayah Kementerian BPUPR di Samarinda menjadi salah satu contoh sukses.
“Kami akan mengimplementasikan sistem ini kembali pada tahun 2024,” ujarnya.
Rencana ini akan melibatkan pembangunan infrastruktur penampungan air hujan di berbagai titik lokasi di kota Samarinda, dengan pembangunan yang direncanakan dimulai pada tahun 2025.
Selain itu, Wali Kota juga menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan kawasan kumuh di Samarinda. Dengan target membuat Samarinda bebas dari kawasan kumuh dalam waktu 2-3 tahun mendatang, mereka menetapkan tahun 2025 sebagai tonggak penting dalam proses ini.
Namun, upaya pemerintah tidak hanya terbatas pada pengelolaan air, tetapi juga pada peningkatan sanitasi. Salah satu langkah konkret yang akan diambil adalah pengembangan infrastruktur Mandi Cuci Kakus (MCK), terutama di kawasan sekitar sungai.
Langkah ini diambil untuk menjaga kebersihan dan kesehatan sumber air baku yang digunakan oleh warga, serta sebagai tanggung jawab moral dan sosial bagi pemerintah dalam memastikan ketersediaan air yang sehat bagi masyarakat.
“Kita berharap Samarinda dapat menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan menyediakan akses yang lebih baik terhadap air bersih bagi penduduknya,” tandasnya.(Liz/adv/kominfosamarinda)