Redaksi: 02
Reporter: Samuel
Lensaborneo.id—Demonstrasi menolak rancangan undang-undang sapu jagat Omnibuslaw terus digelunturkan. Terhitung mulai dari Senin (12 Oktober) hingga hari ini, Selasa (20 Oktober). Aksi masih berlanjut di berbagai ibukota di Indonesia, tanpa terkecuali Kota Samarinda.
Massa aksi yang datang pun berasal dari berbagai elemen. Baik itu kaum buruh, petani, nelayan, LSM, Mahasiswa hingga pelajar menengah kebawah (SMA/SMK). Terkhusus kalangan yang terakhir disebutkan. Banyak sekali pro dan kontra terkait yang timbul apalagi para pelajar. Dianggap masih berada dibawah umur dan tidak memiliki pemahaman terkait isu yang disuarakan.
Oleh sebab itu. Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan, Hukum dan Hak Asasi Manusia Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim Jahiddin. Mengatakan bahwa fenomena pelajar yang mengikuti demonstrasi ini bisa menjadi contoh buruk yang dapat menggangu aktivitas belajar.
“Ini disayangkan sebenarnya, karena waktu yang seharusnya bisa diperuntukkan untuk belajar, malah digunakan untuk demo, kasihan, siswa dan orangtua jelas merugi,” ucap Jahidin saat diwawancarai di acara Deklarasi Tekad Damai Masyarakat Kaltim Untuk NKRI yang diadakan di Ballroom Hotel Bumi Senyiur, Selasa (20/10/2020).
Namun terkait fenomena tersebut. Jahidin beranggapan bahwa demonstrasi sah-sah saja untu kdilakukan. Sebab, hal tersebut sebutnya merupakan salah satu hak dasar yang diatur. Yakni dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. Meskipun Ia mengatakan tidak setuju jika demonstrasi yang dilakukan berujung pada tindakan anarkis, pengerusakan fasilitas publik dan mengarah pada sanksi pidana.
“Mmau bagaimanapun juga, itukan fasilitas negara, dan dibiayai oleh negara. Akan repot jadinya kalau perlu digelotorkan lagi anggaran untuk memperbaiki fasilitas yang rusak,” ucap Jahidin.
Sehingga. Ia mengatakan bahwa mahasiswa ataupun massa aksi yang berdemonstran. Bisa menunjukan contoh yang baik kepada para pelajar yang mengikuti demonstrasi. Agar bisa menunjukan bagaimana cara beraspirasi yang baik dan benar.
“Mahasiswa kan sebagai pihak yang senior, lebih tua, diharap bisa memberi contoh buat adik-adiknya, juniornya yakni pelajar,” pungkas Jahidin