Lensaborneo.com, Samarinda – Tanggapan berbeda mengenai rencana pembangunan kereta layang atau sky train menuju bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APT Pranoto) mendapatkan tanggapan dari anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda, Laila Fatihah.
Ia berpendapat bahwasanya pembangunan sky train adalah hal yang terlalu ‘muluk’ untuk fasilitas infrastruktur di Samarinda. Menurutnya, masih banyak pembangunan ataupun fasilitas-fasilitas umum (fasum) yang perlu diperbaiki serta dimaksimalkan, selain membangun sky train ini.
“Tinggi banget (harapannya), jalan dulu dibaikin kalau saya, kalau pakai sky train atau kereta layang ini terlalu muluk, jalan aja dulu dibenahi, fasilitas-fasilitas umum lain juga dimaksimalkan,” tuturnya, Kamis (26/1/23).
Kecuali, sambungnya, apabila kelak Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah dipindahkan ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Mungkin pembangunan kereta layang ke bandara ini menjadi lebih bermanfaat.
“Jika IKN sudah beroperasi, otomatis itu nanti akan serta merta terbangun untuk yang sky train itu tadi. Bandung aja (kereta cepat) belum selesai kita mau ikut bangun juga,” imbuhnya.
Laila menegaskan agar penyaluran Pendapatan Asli Daerah (PAD) diarahkan dengan tepat untuk pembangunan yang lebih luas manfaatnya. Ke depan, ujarnya sky train bisa saja dibangun jika jumlah penumpang dan penerbangannya sudah tinggi sekali.
Untuk saat ini, ujar Laila, pembangunan kereta layang ke bandara APT Pranoto tidak terlalu penting dan mendesak. Jangan sampai PAD Kota Samarinda ini tidak tersalurkan dengan tepat sasaran. Masyarakat kecil masih banyak yang tinggal di gang-gang yang daerahnya belum tersentuh semenisasi dan drainase juga belum maksimal.
“Itu dulu lah kalau saya, yang ada feedback nya bagi masyarakat. Jangan sampai uang yang tidak seberapa ini salah sasarannya, masyarakat gak butuh itu, masyarakat butuhnya bagaimana fasilitasnya dimaksimalkan,” ujar Laila.(Liz/adv/dprdsamarinda).
Editor : Redaksi02