Lensaborneo.com- Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda, Laila Fatihah, menyampaikan bahwa Dinas Perdagangan selalu mencoba memberikan inovasi dalam mengatur distribusi gas elpiji, namun hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai siapa yang sebenarnya berhak menerima bantuan tersebut.
Saat pasokan gas elpiji tiba, terjadi antrean masyarajat yang berdesekkan untuk mengambilnya tanpa memiliki tanda pengenal yang jelas. Kondisi ini membuat pengaturan distribusi menjadi sulit dilakukan sesuai dengan peruntukannya.
Menurut Laila, seharusnya warga miskin mendapatkan prioritas satu tabung gas elpiji per rumah, namun kenyataannya tabung gas tersebut malah digunakan oleh pemilik warung nasi goreng dan pelaku usaha lainnya yang seharusnya tidak berhak.
“Artinya tidak terdistribusi sesuai dengan tanda pengenal atau peruntukan. Harusnya yang warga miskin satu rumah satu tabung tetapi mereka yang menggunakan malah yang jual nasi goreng warung-warung yang seharusnya mereka tidak boleh,” ujarnya, belum lama ini.
Meskipun Disdag Samarinda berencana untuk mengontrol rumah makan dan usaha lainnya yang seharusnya tidak menggunakan tabung gas elpiji, namun pelaksanaannya tidak pernah dilakukan dengan efektif.
“Ini menciptakan kepanikan di kalangan ibu-ibu yang berbelanja gas elpiji, karena mereka khawatir tidak mendapatkan pasokan yang cukup untuk memasak di rumah,” ungkapnya.
Laila juga menambahkan bahwa beberapa agen gas elpiji cenderung lebih memprioritaskan pelanggan di luar wilayah, karena dianggap lebih menguntungkan dari segi harga, meskipun pengawasannya kurang ketat.
“Agen-agen ini terkadang mereka lebih mengutamakan untuk yang luar, karena harganya,” beber Laila.
Sebagai respons terhadap masalah ini, Komisi II DPRD Kota Samarinda berencana untuk memanggil Dinas Perdagangan dan Pertamina untuk membahas isu kelangkaan gas elpiji.
Awalnya direncanakan untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak), namun karena proses panggilan terlalu memakan waktu, pihaknya berencana untuk langsung turun ke lapangan untuk memeriksa kebenaran berita mengenai kelangkaan gas elpiji.
Hal ini bertujuan untuk menemukan solusi yang efektif dan cepat dalam mengatasi masalah distribusi gas elpiji di Kota Samarinda.
“Kalau kita memanggil itu prosesnya terlalu lama, jadi kami ada rencana mau langsung sidak turun kelapangan terkait benar apa tidaknya berita kelangkaan elpiji tersebut,” tutupnya.(Liz/adv)