Lensaborneo.com, Samarinda – Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) bersama Diskominfo Kaltim menggelar Press Tour dan perkenalkan detail pengobatan Radioterapi dan kedokteran Nuklir, pada Selasa (16/5/2023) siang.
Dijelaskan sejak 2016 di tetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional, Direktur RSUD AWS dr. David Hariadi Masjhoer didampingi Kepala Instalasi Kedokteran Nuklir dr. Habusari Hapkido, dan Kepala Instalasi Radioterapi, dr. Samuel Kelvin Ruslim paparkan kelebihan pengobatan Radioterapi dan Kedokteran Nuklir.
Pengobatan radioterapi merupakan tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker dengan maksimal dengan meminimalisir kerusakan pada sel normal yang bersumber dari radiasi tertutup.
“Pengobatan yang menggunakan radiasi tersebut dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti kulit kehitaman menyerupai kulit terbakar,” ungkap dr. Samuel Kelvin Ruslim.
Dokter Spesialis Radioterapi yang akrab di sapa dr. Sam menambahkan jika penyinaran dilakukan di kepala atau leher dapat terjadi sariawan, sedangkan apabila penyinaran dilakukan di perut dapat membuat nafsu makan turun
“Kombinasi pengobatan akan meningkatkan keberhasilan dengan banyak penyinaran bisa sampai 35 atau 38 kali, tergantung daerah yang akan disinar” tambahnya.
Dokter ini mengungkapkan dirinya menangani pasien berusia mulai dari 2 hingga 80 tahun. Ia menyebut satu pasien tidak cukup hanya satu kali melakukan penyinaran hingga kanker tersebut menghilang.
Sementara itu, kedokteran nuklir merupakan suatu spesialis kedokteran yang menggunakan energi radiasi terbuka dari inti nuklir untuk menilai fungsi suatu organ, diagnosa, dan mengobati penyakit. Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu dalam menunjang diagnosis berbagai penyakit, terutama pada penyakit jantung dan kanker.
“Jumlah pasien yang telah kita tangani 545 orang yang berasal dari Samarinda, Kutai Kartanegara, Balikpapan, Sulawesi Selatan dan Kutai timur,” ungkap dr. Habusari Hapkido,
Lanjutnya dr. Hapkido menyebut pernah menangani pasien termuda berusia 10 tahun yang mengidap penyakit tiroid dan pasien umur tertua berusia 80 tahun
“Untuk terapi di Kedokteran Nuklir di rumah sakit ini (RSUD AWS) Samarinda antrean hanya sebulan, karena kita memiliki 8 kamar yang cukup banyak untuk menampung pasien,” pungkas Kido.
Kepala Instalasi Kedokteran Nuklir dr. Habusari Hapkido menginformasikan pada awal 2022 hingga April 2023 pihaknya telah menangani 2509 pasien untuk fasilitas diagnostik dan 545 pasien untuk fasilitas terapi.
Dengan lima jenis kanker paling banyak yang dilayani yaitu kanker payudara, kanker tiroid, kanker nasofaring, kanker hipertiroid dan terakhir kanker serviks.(Jeng/adv/kominfokaltim)