KUTAI TIMUR – Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan (Disdik) Kutai Timur (Kutim), Achmad Junaidi menjelaskan satuan Pendidikan Non Formal dan Sanggar Kegiatan Belajar (SNF-SKB), merupakan ujung tombak untuk memastikan seluruh masyarakat mendapat peluang memiliki ijazah kesetaraan.
“Banyak bantuan untuk SKB. Berupa mesin jahit dan perlengkapan lainnya yang dikhususkan untuk pelaksanaan kursus menjahit program pendidikan vokasi dan pengembangan keterampilan,” ujarnya Selasa (22/11/2022).
Satuan Pendidikan Non Formal dan Sanggar Kegiatan Belajar tidak hanya melaksanakan fungsi belajar mengajar paket A B dan C. Terdapat berbagai program pendidikan vokasi, yang merupakan pengembangan keterampilan bagi warga belajar.
Kini SNF-SKB Sangatta Utara mendapat bantuan 25 mesin jahit, yang berasal dari program CSR PT KPC. Selain bantuan mesin jahit, SKB juga memperoleh bantuan peralatan bakery, yang saat ini dalam pengiriman.
Achmad Junaidi menjelaskan pihaknya juga berencana, membuat laboratorium membatik. Sehingga dapat meningkatkan keterampilan masyarakat lokal. Terutama dengan memberdayakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
“Rencananya kami mendatangkan narasumber ahli untuk menyusun kurikulumnya. Termasuk untuk fretty and bakery. Dua narasumber dari Jakarta dan satu dari Jogjakarta,” ucapnya.
Dirinya memastikan, program tersebut merupakan konsep nyata. Sehingga diperlukan dukungan dan rencana kegiatan dari Disdik Kutim. Mengingat, SNF-SKB tidak mendapat alokasi APBD 2023 lantaran dianggap tidak masuk dalam rencana kerja pembangunan daerah (RKPD).
“Kami harap apa yang sudah tertuang di dalam pendidikan non formal, menjadi perhatian semua pihak, termasuk dengan penganggarannya. Karena bersentuhan langsung dengan peningkatan usaha rumahan,” harapnya.(adv/kominfokutim)